Pages

Tuesday, 9 October 2012

'Pause' and 'Play'



brakk!!!

gelap.
Tuhan menekan tombol "pause" untukku
dan semuanya berhenti sesaat.
Sesaat yang entah berapa lama.

Kubuka mata,
Tuhan menekan tombol "play" kembali untukku
kudapati sosokmu, membaca al-Qur'an di sampingku

aku terbatuk,
kau menoleh
tersenyum dan mengucap syukur
aku tersadar, kau tak seharusnya di sini
bukankah seharusnya kau ada di rantau?

"aku haus..."


"apa?"
kau mengernyitkan dahi.
ingin sekali kuulangi perkataanku,
tapi ibu, bapak, dan kakak-kakakku tiba-tiba datang
kau mendekati kakak lelakiku
dan menariknya menjauh dari kami

Ibu menciumi pipiku, tak hentinya mengucap syukur.
Ibu, aku ingin sekali minum

aku sangat ingin mengatakannya,
hingga aku tersadar bahwa aku tak bisa
tak sepatah katapun keluar dari mulutku.

mungkinkah aku....?

"Ibu, zahra kehilangan kemampuan berbicara"
begitu kata dokter

"Kamu mau minum, Nak?"
aku mengangguk, lalu menenggak air mineral pemberian ibu
segar sekali rasanya.

"Nak, sudah satu minggu kamu tak sadarkan diri. Dan hari ini alhamdulillah kamu sadar, kami senang sekali," mata ibu berkaca-kaca.

Sejak saat itu, aku tak pernah lagi melihatmu.
Aku hanya bersyukur, mengalami semua ini hingga aku tak perlu salah memiliki pendamping hidup, yang katanya 'cinta' padaku.
Dan sejak saat itu, aku begitu merasakan besarnya  kasih sayang keluarga, terutama ibu.


Oh ibu, mungkin dengan begini, aku tidak akan bisa membantah perkataanmu lagi. Maafkan aku ibu.
"Ibu memaafkanmu Nak."

dua hari kemudian
aku kembali dapat berbicara
alhamdulillah, ternyata ibu lah yang memegang kunci segalanya

tak lama setelah kebahagiaanku datang,
kaupun datang
“kau terlihat pucat, sayang” kataku dalam hati
hanya dalam hati, karena gengsiku mengalahkan akal sehatku
“pergi kamu!”
Pelangi di wajahmu berubah kelabu seketika

Keesokan hari, sepucuk surat kuterima
dari kau.
"hari ini penentuan hidup matiku. maafkan,
aku tak bermaksud menghilang ketika kau sakit, dan datang ketika kau kembali sehat"
bergegas ku menuju rumah sakit
adegan-adegan kematian dalam film berkelebatan di benakku

Ya Tuhan, tolong beri aku kesempatan mengucap maaf padanya

60 menit penantianku berujung manis,
operasimu berhasil, kau sembuh, aku pun
kau dan aku, bahagia akhirnya..

^_^

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)