Pages

Saturday, 12 May 2012

TATA CARA MENULIS





LAPORAN
TATA CARA MENULIS
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia















DISUSUN OLEH
ANNISA PUSPA DHARA
2010 – 32 – 093
Bahasa Indonesia (B)





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2010/2011





I.                   PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menulis sebuah tulisan seperti makalah, artikel, feature, laporan singkat, paper, karya tulis, skripsi, tesis, hasil penelitian, dan lain-lain, mempunyai aturan-aturan baku dalam penulisannya. Baik itu masalah penggunaan ejaan, pemakaian kosa kata, penggunaan kata yang tepat, kemampuan membuat kalimat, dan sebagainya. Namun seringkali dalam membuat sebuah tulisan, banyak dari kita yang melupakan aturan-aturan tersebut atau bahkan belum mengetahuinya. Padahal dengan melihat hasil tulisan seseorang akan dapat dinilai segala kemampuan berbahasa seseorang. Atas dasar pemikiran tersebut, materi tentang “Tata Cara Menulis” ini dirangkum.

B.      Rumusan Masalah
1.   Bagaimanakah cara membuat tulisan?
2.   Apa sajakah langkah dalam membuat sebuah tulisan?
3.   Apa sajakah masalah atau isi yang terkandung dalam suatu karangan?
4.   Bagaimanakah hubungan argumentasi dengan penalaran?
5.   Bagaimanakah penggunaan angka dan abjad untuk menandai adanya urutan masalah yang dikemukakan?
6.   Bagaimanakah penulisan kutipan dan catatan kaki yang benar?
7.   Apa dan bagaimanakah daftar pustaka?

C.      Tujuan
1.   Mengetahui tata cara membuat tulisan
2.   Mengetahui langkah-langkah membuat suatu tulisan
3.   Mengetahui jenis-jenis masalah atau isi yang terkandung di dalam suatu karangan
4.   Mengetahui hubungan argumentasi dan penalaran
5.   Mengetahui tata cara penggunaan angka dan abjad untuk menandai adanya urutan masalah yang dikemukakan
6.   Mengetahui cara penulisan kutipan dan catatan kaki
7.   Mengetahui cara penulisan daftar pustaka



D.      Manfaat
1.   Pembaca dapat lebih  memahami tentang tata cara dan langkah-langkah menulis dengan baik dan benar sesuai aturan- aturan yang ada.
2.   Pembaca dapat membuat tulisan dengan lebih baik dan benar.




II. ISI
TATA CARA MENULIS

A.      Cara-cara Membuat Tulisan
Ada aturan-aturan yang harus dituruti agar karangan tersebut dapat diterima oleh umum, baik aturan formal, isi karangan, maupun ejaan,serta bahasanya.
I.     Aturan Formal
1.         Judul Karangan (title karangan):  judul karangan ini seharusnya ditulis pada kira-kira tengah atas. Ditulis dengan huruf kapital semua, atau dengan setiap awal kata menggunakan huruf besar kecuali kata penghubung (konjungsi) dan kata depan (preposisi).
2.         Garis Margo atau tepi kiri: hal ini boleh tidak dinyatakan secara jelas terutama jika berupa ketikan. Akan tetapi jika pada kertas folio, yang berupa tulisan tangan sebaiknya margo dinyatakan dengan jelas. Garis margo dibuat dari tepi kiri lebih kurang 4 cm.
3.         Paragraf: penulisan awal paragraf harus dimulai dengan menjorok ke kanan atau menjorok ke dalam lebih kurang 2 cm dari garis margo.
4.         Tepi kanan: diusahakan lurus vertikal dan jangan sampai di tepi kanan sekali. Akan tetapi berilah sisa lebih kurang 3 cm.
5.         Tulisan selesai: jika tulisan telah selesai, baik itu tulisan yang diketik maupun karangan yang ditulis tangan, berilah tanda yang menunjukkan bahwa tulisan itu telah berakhir. Pada karangan yang ditulis tangan, dapat diberi garis lurus mendatar atau horizontal rangkap dua.
6.         Bagian pendahuluan, isi, dan penutup: usahakanlah agar pembagiannya serasi  dengan tubuh karangan menempati bagian paling panjang, antara 60-80%. Sedangkan bagian pendahuluan dan penutup cukup pendek saja, antara 10-20%.

II.   Aturan Ejaan (EYD)
1.         Penulisan kalimat: harus dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca.
2.         Penulisan kata: perlu adanya ketelitian dan kecermatan supaya tulisan tersebut tampak baik dan menarik. Contoh: di sini bukan disini.
3.         Penggunaan pungtuasi atau tanda baca.

III.  Isi Tulisan
1.         Pendahuluan: merupakan pengantar menuju ke masalah yang akan diuraikan sebagai ide gagasan. Usahakan menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik agar pembaca berkeinginan membaca terus sampai selesai.
2.         Isi: memuat ide atau masalah yang dikemukakan. Usahakan isi karangan tidak menyimpang dari judul serta topik yang telah ditentukan.
3.         Penutup: Hal ini biasanya merupakan penegasan, kesimpulan mengenai masalah yang dikemukakan sebelumnya. Pada waktu mengakhiri suatu tulisan sebaiknya tidak digunakan kalimat-kalimat yang secara jelas menyatakan bahwa tulisan tersebut telah selesai.

IV. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa harus disesuaikan dengan  situasi dan kondisi, serta permasalahan yang disampaikan.
1.         Keterampilan dan kemampuan membuat kalimat
a)Gunakanlah kalimat efektif, yaitu kalimat yang dengan jelas dan tepat dapat menggambarkan masalah yang dikemukakan oleh penulisnya.
b)   Gunakanlah kalimat yang baku, runtut, dan logis.
2.         Keterampilan dan kemampuan menggunakan kata / kosakata di dalam membuat kalimat
a)   Usahakanlah menggunakan kata-kata yang tepat atau sesuai dengan maksud yang dikehendaki, serta gunakanlah kata-kata yang baku.
b)   Usahakanlah jangan sampai banyak kata sulit atau kata asing dimasukkan di dalam suatu kalimat.
3.         Ketermapilan dan kemampuan menerangkan ejaan (EYD)
Dengan ketelitian dan kecermatan menerapkan EYD, akan mengakibatkan tulisan lebih baik, lebih terpelihara dan tampak lebih anggun.

B.      Langkah-langkah Membuat Suatu Tulisan
Sebelum menulis atau membuat karangan terlebih dahulu menentukan tema atau topik karangan. Selanjutnya buatlah kerangka tulisan yang merupakan penjabaran atau garis besar tulisan. Kemudian, dengan didahului banyak membaca, mengamati, mencari keterangan sehubungan dengan isi atau masalah yang akan dituliskan, maka barulah membuat konsep tulisan. Konsep tulisan yang sudah siap tersebut diperiksa beberapa kali, selanjutnya siap menjadi karangan dalam bentuk tulisan tangan atau tulisan ketik. Setelah tulisan berwujud, barulah dicarikan judul yang cocok dengan masalahnya. Judul tulisan janganlah berupa sebuah kata saja, juga jangan berupa kalimat yang panjang. Judul yang baik lebih kurang sepanjang  5-20 kata.
Kita dapat memilih judul tulisan berdasarkan:
1.   Tema atau topik tulisan: Habis gelap terbitlah terang, karya R.A Kartini.
2.   Peristiwa atau kejadian yang menonjol di dalam tulisan tersebut: Tenggelamnya Kapal van der Wijck karangan HAMKA.
3.   Pelaku Utama di dalam tulisan tersebut: Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
4.   Tempat terjadinya suatu peristiwa: Antara Bumi dan Langit karangan Armyn Pane.
5.   Waktu terjadinya suatu peristiwa: Tahun-tahun Kematian karangan Ajib Rosidi.

C.      Masalah atau Isi yang Terkandung di dalam Karangan
Berdasarkan isi atau masalah yang dikemukakan , tulisan dapat dibedakan menjadi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.      Narasi: jenis penuturan yang berbentuk kisah dengan menjadikan rangkaian peristiwa atau kejadian dalam jangka waktu tertentu. Narasi sering ditandai dengan adanya kata seperti: sebelum, sesudah, ketika, dalam beberapa hari, pada waktu itu, dan sebagainya.
2.      Deskripsi: jenis tulisan atau penuturan yang disajikan dengan cara menggambarkan mengenai wujud suatu benda, keadaan atau gejala dengan kaya-kata serta kalimat dengan terperinci.
3.      Eksposisi: jenis tulisan atau penuturan yang mengemukakan pendapat atau gagasan mengenai suatu fakta, gejala, atau kejadian yang dengan jelas, yang seringkali juga berlebihan jelasnya. Untuk memperjelas apa yang dikemukakan, biasanya disertai alat penjelas, misal: grafik, statistik, denah, peta, dan sebagainya.
4.      Argumentasi: jenis tulisan atau penuturan yang berupa penyajian alasan, penalaran, contoh, bukti yang berguna untuk meyakinkan atau memperkuat pendapat dan gagasan penulisnya. Argumentasi bertujuan agar pembaca dan pendengar membenarkan pendapat tersebut yang selanjutnya diharapkan mereka mau berbuat seperti yang dikehendaki atau disarankan oleh penulis atau pembicaranya. Argumentasi juga sering diperkuat dengan alat bukti seperti halnya eksposisi.

Persamaan dan Perbedaan antara Eksposisi dan Argumentasi
PERSAMAAN
PERBEDAAN
1.         Sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan penulisnya
2.         Memerlukan analisis dan sintesis sewaktu mengurai masalah
3.         Memerlukan fakta yang diperkuat dan diperjelas dengan angka, peta, statistik, grafik, organigram, gambar, dan sebagainya
4.         Menggali sumber ide berdasarkan kenyataan yang berupa: pengalaman, pengamatan, penelitian, penyelidikan, sikap, dan keyakinan
5.         Tidak menggunakan daya khayal
1.         Eksposisi bertujuan sekedar menjelaskan gagasan penulis agar pembaca mendapat keterangan yang sejelas-jelasnya, argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca
2.         Pada eksposisi digunakannya contoh peta, grafik, dan sebagainya adalah sebagai alat untuk menjelaskan, sedangkan pada argumentasi digunakan sebagai alat bukti kebenaran
3.         Pada eksposisi, pendahuluan berfungsi memperkenalkan tema yang akan dipaparkan dan tujuan eksposisi tersebut, sedangkan pada argumentasi, pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca.
4.         Isi tubuh karangan eksposisimenjelaskan lebih lanjut dengan membandingkan atau menganalisis. Sedangkan isi tubuh argumentasi adalah membuktikan kebenaran pendapat penulisnya
5.         Penutup eksposisi berisi penegasan kembali apa yang telah diuraikan sebelumnya. Penutup argumentasi berisi kesimpulan dari isi yang telah dikemukakan

5.      Persuasi: karangan yang berupa ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan. Persuasi ini bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara. Teknik-teknik persuasi:
a.  Rasionalisasi: merupakan suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran kepada suatu persoalan.
b. Identifikasi: pembicara harus menganalisa hadirinnya dan seluruh situasi yang dihadapinya dengan seksama.
c.    Sugesti: suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa member suatu dasar kepercayaan yang logis.
d.   Konformitas: suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain.
e.    Kompensasi: suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari pengganti bagi sesuatu hal yang tidak dapat diterima.
f.    Penggantian: suatu proses yang berusaha menggantikan suatu hal yang mengalami rintangan dengan hal lain.
g.   Proyeksi: suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya adalah subjek menjadi objek.

D.      Hubungan Argumentasi  dan Penalaran
Penalaran adalah usaha menghubung-hubungkan data atau fakta, sehingga kita sampai pada kesimpulan atau konklusi. Untuk memperoleh kesimpulan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai macam penalaran, yaitu penalaran induksi, deduksi, analogi, dan generalisasi.
1.   Penalaran induksi: penalaran yang diawali dengan mengutarakan kejadian-kejadian yang bersifat khusus untuk menuju kesimpulan yang bersifat umum.
2.   Penalaran deduksi: usaha penalaran yang didahului dengan mengemukakan masalah yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
3.   Penalaran analogi: usaha penalaran yang didasari oleh masalah-masalah bersifat khusus untuk memperoleh simpulan yang bersifat khusus pula.
4.   Penalaran generalisasi: usaha penalaran yang diawali dari hal-hal yang bersifat khusus untuk memperoleh simpulan yang bersifat umum.

E.     Penggunaan Angka dan Abjad untuk Menandai Adanya Urutan Masalah yang Dikemukakan
Untuk tulisan berupa paper, karya tulis, skripsi, tesis, hasil penelitian, dan lain-lain asalkan tulisan yang memuat beberapa bab atau masalah, mempunyai aturan format tersendiri. Aturan tersebut menyangkut masalah penggunaan angka dan abjad untuk menandai adanya urutan konsep yang diutarakan. Aturan tersebut juga untuk menandai adanya hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Ada tiga cara penulisan, yaitu: cara angka romawi arab, cara desmal (cara susun balok dan cara susun lekuk), serta gabungan angka dan huruf/abjad.

F.       Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah pinjaman pendapat (baik berupa kata-kata, kalimat maupun paragraf) dari seorang penulis buku atau ucapan seseorang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun media yang lainnya. Kutipan ini berfungsi sebagai bahan bukti untuk memantapkan atau menunjang pendapat penulis. Jenisnya ada dua, yaituc kaki langsung di badan halaman, dan catatan kaki di halaman bawah

G.      Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut abjad.
Contoh:
Joyce, Bruce, Marsha Weil, and Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching (8th ed.). Boston: Allyn Bacon/Pearson




III. PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan:
1.      Dalam membuat tulisan, ada aturan formal yang harus diperhatikan. Aturan tersebut terdiri dari judul karangan, garis margo, paragraf, dan tepi kanan.
2.      Aturan EYD mutlak diperlukan dalam membuat tulisan, seperti dalam penulisan kalimat, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.
3.      Membuat tulisan haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu baku, runtut dan logis.
4.      Berdasarkan isi atau masalah yang dikemukakan, tulisan dapat dibedakan menjadi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
5.      Dalam membuat tulisan, sebaiknya disertakan catatan kaki dan daftar pustaka.

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)