LAPORAN
TATA
CARA MENULIS
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
DISUSUN OLEH
ANNISA
PUSPA DHARA
2010 – 32 – 093
Bahasa Indonesia (B)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2010/2011
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menulis sebuah tulisan seperti
makalah, artikel, feature, laporan singkat, paper, karya tulis, skripsi, tesis,
hasil penelitian, dan lain-lain, mempunyai aturan-aturan baku dalam
penulisannya. Baik itu masalah penggunaan ejaan, pemakaian kosa kata,
penggunaan kata yang tepat, kemampuan membuat kalimat, dan sebagainya. Namun
seringkali dalam membuat sebuah tulisan, banyak dari kita yang melupakan
aturan-aturan tersebut atau bahkan belum mengetahuinya. Padahal dengan melihat
hasil tulisan seseorang akan dapat dinilai segala kemampuan berbahasa
seseorang. Atas dasar pemikiran tersebut, materi tentang “Tata Cara Menulis”
ini dirangkum.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
cara membuat tulisan?
2. Apa
sajakah langkah dalam membuat sebuah tulisan?
3. Apa
sajakah masalah atau isi yang terkandung dalam suatu karangan?
4. Bagaimanakah
hubungan argumentasi dengan penalaran?
5. Bagaimanakah
penggunaan angka dan abjad untuk menandai adanya urutan masalah yang
dikemukakan?
6. Bagaimanakah
penulisan kutipan dan catatan kaki yang benar?
7. Apa
dan bagaimanakah daftar pustaka?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tata cara membuat tulisan
2. Mengetahui
langkah-langkah membuat suatu tulisan
3. Mengetahui
jenis-jenis masalah atau isi yang terkandung di dalam suatu karangan
4. Mengetahui
hubungan argumentasi dan penalaran
5. Mengetahui
tata cara penggunaan angka dan abjad untuk menandai adanya urutan masalah yang
dikemukakan
6. Mengetahui
cara penulisan kutipan dan catatan kaki
7. Mengetahui
cara penulisan daftar pustaka
D. Manfaat
1. Pembaca
dapat lebih memahami tentang tata cara
dan langkah-langkah menulis dengan baik dan benar sesuai aturan- aturan yang
ada.
2. Pembaca
dapat membuat tulisan dengan lebih baik dan benar.
II. ISI
TATA CARA MENULIS
A. Cara-cara
Membuat Tulisan
Ada aturan-aturan yang
harus dituruti agar karangan tersebut dapat diterima oleh umum, baik aturan
formal, isi karangan, maupun ejaan,serta bahasanya.
I. Aturan Formal
1.
Judul Karangan
(title karangan): judul karangan ini
seharusnya ditulis pada kira-kira tengah atas. Ditulis dengan huruf kapital
semua, atau dengan setiap awal kata menggunakan huruf besar kecuali kata
penghubung (konjungsi) dan kata depan (preposisi).
2.
Garis Margo atau
tepi kiri: hal ini boleh tidak dinyatakan secara jelas terutama jika berupa
ketikan. Akan tetapi jika pada kertas folio, yang berupa tulisan tangan
sebaiknya margo dinyatakan dengan jelas. Garis margo dibuat dari tepi kiri
lebih kurang 4 cm.
3.
Paragraf:
penulisan awal paragraf harus dimulai dengan menjorok ke kanan atau menjorok ke
dalam lebih kurang 2 cm dari garis margo.
4.
Tepi kanan:
diusahakan lurus vertikal dan jangan sampai di tepi kanan sekali. Akan tetapi
berilah sisa lebih kurang 3 cm.
5.
Tulisan selesai:
jika tulisan telah selesai, baik itu tulisan yang diketik maupun karangan yang
ditulis tangan, berilah tanda yang menunjukkan bahwa tulisan itu telah
berakhir. Pada karangan yang ditulis tangan, dapat diberi garis lurus mendatar
atau horizontal rangkap dua.
6.
Bagian
pendahuluan, isi, dan penutup: usahakanlah agar pembagiannya serasi dengan tubuh karangan menempati bagian paling
panjang, antara 60-80%. Sedangkan bagian pendahuluan dan penutup cukup pendek
saja, antara 10-20%.
II. Aturan Ejaan (EYD)
1.
Penulisan
kalimat: harus dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca.
2.
Penulisan kata:
perlu adanya ketelitian dan kecermatan supaya tulisan tersebut tampak baik dan
menarik. Contoh: di sini bukan disini.
3.
Penggunaan
pungtuasi atau tanda baca.
III. Isi Tulisan
1.
Pendahuluan:
merupakan pengantar menuju ke masalah yang akan diuraikan sebagai ide gagasan.
Usahakan menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik agar pembaca
berkeinginan membaca terus sampai selesai.
2.
Isi: memuat ide atau
masalah yang dikemukakan. Usahakan isi karangan tidak menyimpang dari judul
serta topik yang telah ditentukan.
3.
Penutup: Hal ini
biasanya merupakan penegasan, kesimpulan mengenai masalah yang dikemukakan
sebelumnya. Pada waktu mengakhiri suatu tulisan sebaiknya tidak digunakan
kalimat-kalimat yang secara jelas menyatakan bahwa tulisan tersebut telah selesai.
IV.
Penggunaan Bahasa
Menggunakan
bahasa harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi, serta permasalahan yang disampaikan.
1.
Keterampilan dan
kemampuan membuat kalimat
a)Gunakanlah
kalimat efektif, yaitu kalimat yang dengan jelas dan tepat dapat menggambarkan
masalah yang dikemukakan oleh penulisnya.
b) Gunakanlah
kalimat yang baku, runtut, dan logis.
2.
Keterampilan dan
kemampuan menggunakan kata / kosakata di dalam membuat kalimat
a) Usahakanlah
menggunakan kata-kata yang tepat atau sesuai dengan maksud yang dikehendaki,
serta gunakanlah kata-kata yang baku.
b) Usahakanlah
jangan sampai banyak kata sulit atau kata asing dimasukkan di dalam suatu
kalimat.
3.
Ketermapilan dan
kemampuan menerangkan ejaan (EYD)
Dengan
ketelitian dan kecermatan menerapkan EYD, akan mengakibatkan tulisan lebih
baik, lebih terpelihara dan tampak lebih anggun.
B.
Langkah-langkah
Membuat Suatu Tulisan
Sebelum
menulis atau membuat karangan terlebih dahulu menentukan tema atau topik
karangan. Selanjutnya buatlah kerangka tulisan yang merupakan penjabaran atau
garis besar tulisan. Kemudian, dengan didahului banyak membaca, mengamati,
mencari keterangan sehubungan dengan isi atau masalah yang akan dituliskan,
maka barulah membuat konsep tulisan. Konsep tulisan yang sudah siap tersebut
diperiksa beberapa kali, selanjutnya siap menjadi karangan dalam bentuk tulisan
tangan atau tulisan ketik. Setelah tulisan berwujud, barulah dicarikan judul
yang cocok dengan masalahnya. Judul tulisan janganlah berupa sebuah kata saja,
juga jangan berupa kalimat yang panjang. Judul yang baik lebih kurang
sepanjang 5-20 kata.
Kita
dapat memilih judul tulisan berdasarkan:
1. Tema
atau topik tulisan: Habis gelap terbitlah terang, karya R.A Kartini.
2. Peristiwa
atau kejadian yang menonjol di dalam tulisan tersebut: Tenggelamnya Kapal van
der Wijck karangan HAMKA.
3. Pelaku
Utama di dalam tulisan tersebut: Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
4. Tempat
terjadinya suatu peristiwa: Antara Bumi dan Langit karangan Armyn Pane.
5. Waktu
terjadinya suatu peristiwa: Tahun-tahun Kematian karangan Ajib Rosidi.
C.
Masalah atau Isi
yang Terkandung di dalam Karangan
Berdasarkan
isi atau masalah yang dikemukakan , tulisan dapat dibedakan menjadi narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.
Narasi: jenis
penuturan yang berbentuk kisah dengan menjadikan rangkaian peristiwa atau
kejadian dalam jangka waktu tertentu. Narasi sering ditandai dengan adanya kata
seperti: sebelum, sesudah, ketika, dalam beberapa hari, pada waktu itu, dan
sebagainya.
2.
Deskripsi: jenis
tulisan atau penuturan yang disajikan dengan cara menggambarkan mengenai wujud
suatu benda, keadaan atau gejala dengan kaya-kata serta kalimat dengan
terperinci.
3.
Eksposisi: jenis
tulisan atau penuturan yang mengemukakan pendapat atau gagasan mengenai suatu
fakta, gejala, atau kejadian yang dengan jelas, yang seringkali juga berlebihan
jelasnya. Untuk memperjelas apa yang dikemukakan, biasanya disertai alat
penjelas, misal: grafik, statistik, denah, peta, dan sebagainya.
4.
Argumentasi:
jenis tulisan atau penuturan yang berupa penyajian alasan, penalaran, contoh,
bukti yang berguna untuk meyakinkan atau memperkuat pendapat dan gagasan
penulisnya. Argumentasi bertujuan agar pembaca dan pendengar membenarkan
pendapat tersebut yang selanjutnya diharapkan mereka mau berbuat seperti yang
dikehendaki atau disarankan oleh penulis atau pembicaranya. Argumentasi juga
sering diperkuat dengan alat bukti seperti halnya eksposisi.
Persamaan dan Perbedaan antara
Eksposisi dan Argumentasi
|
|
PERSAMAAN
|
PERBEDAAN
|
1.
Sama-sama
menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan penulisnya
2.
Memerlukan
analisis dan sintesis sewaktu mengurai masalah
3.
Memerlukan
fakta yang diperkuat dan diperjelas dengan angka, peta, statistik, grafik,
organigram, gambar, dan sebagainya
4.
Menggali
sumber ide berdasarkan kenyataan yang berupa: pengalaman, pengamatan,
penelitian, penyelidikan, sikap, dan keyakinan
5.
Tidak
menggunakan daya khayal
|
1.
Eksposisi
bertujuan sekedar menjelaskan gagasan penulis agar pembaca mendapat
keterangan yang sejelas-jelasnya, argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca
2.
Pada eksposisi
digunakannya contoh peta, grafik, dan sebagainya adalah sebagai alat untuk
menjelaskan, sedangkan pada argumentasi digunakan sebagai alat bukti
kebenaran
3.
Pada
eksposisi, pendahuluan berfungsi memperkenalkan tema yang akan dipaparkan dan
tujuan eksposisi tersebut, sedangkan pada argumentasi, pendahuluan berfungsi
untuk menarik perhatian pembaca.
4.
Isi tubuh
karangan eksposisimenjelaskan lebih lanjut dengan membandingkan atau
menganalisis. Sedangkan isi tubuh argumentasi adalah membuktikan kebenaran
pendapat penulisnya
5.
Penutup
eksposisi berisi penegasan kembali apa yang telah diuraikan sebelumnya.
Penutup argumentasi berisi kesimpulan dari isi yang telah dikemukakan
|
5.
Persuasi:
karangan yang berupa ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan
prospek baik yang meyakinkan. Persuasi ini bertujuan untuk meyakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara. Teknik-teknik persuasi:
a.
Rasionalisasi: merupakan suatu proses
penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran kepada suatu persoalan.
b.
Identifikasi: pembicara harus menganalisa hadirinnya dan seluruh situasi yang
dihadapinya dengan seksama.
c.
Sugesti: suatu
usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau
pendirian tertentu tanpa member suatu dasar kepercayaan yang logis.
d.
Konformitas:
suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu
hal yang lain.
e.
Kompensasi:
suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari pengganti bagi sesuatu
hal yang tidak dapat diterima.
f.
Penggantian:
suatu proses yang berusaha menggantikan suatu hal yang mengalami rintangan
dengan hal lain.
g.
Proyeksi: suatu
teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya adalah subjek menjadi objek.
D.
Hubungan
Argumentasi dan Penalaran
Penalaran
adalah usaha menghubung-hubungkan data atau fakta, sehingga kita sampai pada
kesimpulan atau konklusi. Untuk memperoleh kesimpulan tersebut dapat ditempuh
dengan berbagai macam penalaran, yaitu penalaran induksi, deduksi, analogi, dan
generalisasi.
1. Penalaran
induksi: penalaran yang diawali dengan mengutarakan kejadian-kejadian yang
bersifat khusus untuk menuju kesimpulan yang bersifat umum.
2. Penalaran
deduksi: usaha penalaran yang didahului dengan mengemukakan masalah yang
bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Penalaran
analogi: usaha penalaran yang didasari oleh masalah-masalah bersifat khusus
untuk memperoleh simpulan yang bersifat khusus pula.
4. Penalaran
generalisasi: usaha penalaran yang diawali dari hal-hal yang bersifat khusus
untuk memperoleh simpulan yang bersifat umum.
E.
Penggunaan Angka
dan Abjad untuk Menandai Adanya Urutan Masalah yang Dikemukakan
Untuk
tulisan berupa paper, karya tulis, skripsi, tesis, hasil penelitian, dan
lain-lain asalkan tulisan yang memuat beberapa bab atau masalah, mempunyai
aturan format tersendiri. Aturan tersebut menyangkut masalah penggunaan angka
dan abjad untuk menandai adanya urutan konsep yang diutarakan. Aturan tersebut
juga untuk menandai adanya hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang
lain. Ada tiga cara penulisan, yaitu: cara angka romawi arab, cara desmal (cara
susun balok dan cara susun lekuk), serta gabungan angka dan huruf/abjad.
F.
Penulisan
Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan
adalah pinjaman pendapat (baik berupa kata-kata, kalimat maupun paragraf) dari
seorang penulis buku atau ucapan seseorang terkenal, baik yang terdapat dalam
buku-buku maupun media yang lainnya. Kutipan ini berfungsi sebagai bahan bukti
untuk memantapkan atau menunjang pendapat penulis. Jenisnya ada dua, yaituc
kaki langsung di badan halaman, dan catatan kaki di halaman bawah
G.
Daftar Pustaka
Daftar
pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit,
dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan
disusun menurut abjad.
Contoh:
Joyce,
Bruce, Marsha Weil, and Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching (8th ed.). Boston: Allyn
Bacon/Pearson
III.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan:
1. Dalam
membuat tulisan, ada aturan formal yang harus diperhatikan. Aturan tersebut
terdiri dari judul karangan, garis margo, paragraf, dan tepi kanan.
2. Aturan
EYD mutlak diperlukan dalam membuat tulisan, seperti dalam penulisan kalimat,
penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.
3. Membuat
tulisan haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu baku,
runtut dan logis.
4. Berdasarkan
isi atau masalah yang dikemukakan, tulisan dapat dibedakan menjadi narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
5. Dalam
membuat tulisan, sebaiknya disertakan catatan kaki dan daftar pustaka.
No comments:
Post a Comment
mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)