Pages

Saturday, 12 May 2012

Phonetics Paper


PHONETICS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Micro Linguistic










DISUSUN OLEH
Aisyarani                              (2010-32-201)
Annisa Puspa Dhara         (2010-32-093)
Safitri Rahayu                     (2010-32-052)






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2010 / 2011









Kata Pengantar

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tersusunlah makalah tentang Fonetik, sebagai salah satu bentuk tugas yang diberikan dalam mata kuliah Micro Linguistic.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan secara nyata atau langsung ilmu yang dipelajari.
Penulis mengakui bahwa tanpa adanya motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Suprihadi, M.Pd selaku  dosen pembimbing kami.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak terutama bagi teman-teman yang masih butuh pembelajaran. Amien.






                                                                                                                              Penulis        








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Manusia berkomunikasi dengan berbagai cara untuk menyampaikan sesuatu tujuan atau maksud. Salah satu cara berkomunikasi ialah dengan menggunakan alat yang paling maju, canggih, dan kerap digunakan oleh manusia, yaitu bahasa. Wallwork (1969) telah menyampaikan beberapa fungsi bahasa, yaitu bahasa sebagai alat sapaan, digunakan bagi tujuan keupacaraan, sebagai alat bertindak, penyimpan rekod, untuk menyampaikan perintah dan keterangan, untuk mempengaruhi orang, curahan rasa hati, dan wadah memuatkan fikiran serta membolehkan seseorang itu berfikir. Namun begitu, fungsi bahasa yang paling utama ialah alat komunikasi antara manusia.

Berbagai definisi bahasa telah dikemukakan oleh para sarjana dan ilmuwan bahasa. John P. Huges mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem lambing pertuturan yang arbitrari yang digunakan untuk menyampaikan fikiran daripada seorang manusia kepada manusia yang lain. Samsuri (1978) pula menyatakan bahwa bahasa merupakan alat yang dipakai untuk membentuk fikiran dan perasaan, keinginan, dan perbuatan. Edward Sapir (1948) mentakrifkan bahasa sebagai “a purely human and non-instintive method of communicating ideas, emotions, and desires by means of a system of voluntary produced symbols”. Albert B. Cook (1977) telah memberikan pengertian bahasa sebagai satu system simbol pertuturan yang arbitrari dan penanda pengetahuan yang digunakan oleh anggota sekelompok komuniti bahasa untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan memindahkan kebudayaan mereka. Nelson Francis mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem bunyi yang dihasilkan oleh artikulator dan digunakan oleh sekelompok manusia sebagai wahana atau cara untuk menjalankan apa-apa sahaja aktivitas masyarakat mereka. Kamus Dewan (Edisi Ketiga : 1994) pada halaman 87 mentakrifkan bahasa sebagai sistem lambang bunyi suara yang dipakai sebagai alat perhubungan dalam lingkungan satu kelompok manusia. Berdasarkan definisi-definisi yang dinyatakan, antara elemen penting yang mendasari maksud bahasa ialah fungsi bahasa dan bentuk bahasa.

Sesuatu yang perlu difahami apabila berbicara tentang soal-soal bahasa ialah walaupun bersifat arbitrari, bahasa mempunyai peraturan dan rumusnya yang bersistematik. Oleh sebab itu, bahasa perlu dipelajari kerana kegagalan menguasai bahasa dengan baik dan teratur akan menyebabkan komunikasi akan terganggu. Sekiranya berlaku keadaan yang sedemikian, individu tersebut sebenarnya telah gagal menggunakan bahasanya dengan baik dan sempurna.

B.     Rumusan Masalah
1.      Seberapa pentingkah ilmu fonetik dalam bahasa?
2.      Bagaimana pengucapan fonetik?
3.      Organ-organ apa saja yang berperan dalam penggunaan fonetik?
4.      Bagaimanakah penggunaan konsonan dalam fonetik?
5.      Bagaimanakah penggunaan vokal dalam fonetik?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah  ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada para pembaca tentang ilmu fonetik secara rinci. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.      Diharapkan pembaca akan menjadi lebih tahu tentang ilmu fonetik. Dengan memahami isi dalam makalah ini terlebih dahulu, dan dalam pemahaman tentang fonetik dapat didukung dengan cara mempraktikan lafal-lafal yang ada.
2.      Makalah ini diharapkan dapat melengkapi pengetahuan tentang ilmu fonetik yang sudah ada sehingga dapat diperoleh pengetahuan-pengetahuan baru tentang fonetik.
3.      Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca dalam menganalisis bagaimana proses sebuah kata dihasilkan.



BAB II
PEMBAHASAN

1.    Fonetik
Ahli bahasa telah menunjukkan bahwa bahasa adalah kemampuan utama berbicara saat ini dengan memasukkan pembelajaran lafal pada pembelajaran bahasa. Untuk itu, guru - guru bahasa membutuhkan banyak pengetahuan tentang fonetik. “Ilmu pengetahuan yang menganalisis dan mencatat bunyi - bunyi beserta unsur - unsur kemampuan berbicara dan digunakan serta disebarkan dalam penggabungan kalimat”.
Ketika kita berbicara, kita menghasilkan aliran suara yang sangat sulit untuk diuji karena sekilas hal tersebut terjadi secara terus menerus atau berkelanjutan. Untuk itu, ahli bahasa menemukan cara untuk menghentikan aliran bicara sehingga memungkinkan untuk dipelajari kesatuannya secara teliti. Dari tangan ke tangan dengan sebuah metode bunyi – bunyi dari kemampuan berbicara yang dianalisis, dan itu harus menjadi sebuah metode serta catatan mereka.

2.    Pengucapan Fonetik
Bunyi suara dapat dipelajari dengan tiga cara yang berbeda. Acoustics phonetics  mempelajari bagaimana bunyi suara dipindahkan. Sedangkan Auditory phonetics mempelajari bagaimana bunyi suara didengar. Articulatory phonetics mempelajari bagaimana bunyi suara dihasilkan oleh alat suara manusia. Pendekatan ini di dalam analisis suara adalah salah satu yang paling berguna untuk guru bahasa, karena dia butuh mengetahui bagaimana suara setiap orang dihasilkan sampai membantu muridnya menghasilkan suara yang diinginkan. Karena itu kita akan mengangkat pendekatan ini pada uraian berikutnya. 

3.    Alat – alat Suara
Alat-alat yang kita gunakan dalam berbicara mula-mula digunakan pada saat bernafas dan makan.Alat – alat suara tersebut ada di tiga daerah pada tubuh yaitu dada, tenggorokan dan kepala.
Di dalam dada ada paru-paru, yang sangat penting dalam berbicara. Karena semua suara pada bahasa Inggris dihasilkan dari aliran udara pada paru-paru. Ketika kita bernafas udara dengan halus melewati jalan suara (tenggorokan dan mulut). Ketika kita berbicara, berbagai hal dapat terjadi pada aliran udara ini dan gangguan ini menghasilkan bunyi suara.
Di tenggorokan ada pangkal tenggorok atau kotak suara, yang berada di dalam “adam’s apple” (bagian tenggorokan yang menonjol) pada laki-laki, dan di daerah yang bersesuaian pada wanita. Bagian itu akan terbuka yang disebut celah suara. Yang mungkin diubah oleh dua bagian yang elastis yang disebut pita suara atau pita yang membentang di atasnya. Pita suara ini bisa mencampur  aliran udara dengan berbagai cara. Aliran udara bisa melengkapi pemberhentian pita suara ketika mereka ditarik secara bersama. Untuk menutup celah suara Anda dapat menghasilkan sebuah pemberhentian celah suara pengucapan permulaan vokal seperti pada kata orange, always, enter. Ketika pita suara ditarik dengan mudah secara bersama, udara yang lewat diantara mereka menyebabkan pita suara bergetar.Ini terjadi ketika kita membuat suara menderu seperti zzz. Jika pita suara dilemahkan maka udara yang lewat diantara mereka tak  menyebabkan getaran.  Ketika kita membuat sebuah penyempitan suara seperti sss.Dalam berbicara ketika pita suara bergetar, penghasil suara dapat bersuara.Ketika pita suara tidak bergetar, penghasil suara tidak bersuara.Anda dapat merasakan getaran pada saat bersuara dengan meletakkan tangan pada pangkal tenggorok atau mendengarkannya dengan menutup telinga.

4.    Klasifikasi konsonan
Kita akan mengelompokan bunyi konsonan dari bahasa inggris sesuai dengan cara artikulasi dalam pembahasan berikut. Berhenti dalam bahasa inggris [p, b, t, d,k, g]. Berhenti dihasilkan dengan menghentikan bagian dari aliran nafas, dengan membuat diatas tekanan balik penutup dan melepaskan nafas.Jika nafas dihentikan oleh bibir datang bersama-sama, baik a [p] atau a [b] dihasilkan ketika nafas dilepaskan.Berhenti bilabial. [p] tidak banyak bersuara dan [b] disuarakan. Udara mungkin akan berhenti ditonjolkan alveolar dengan menaikkan ujung lidah agar alveolar yang dihasilkan berhenti. Bersuara [t] dan bersuara [d] udara kembali di mulut. Mungkin akan berhenti di bagian belakang langit-langit ( langit-langit lunak) dengan menaikkan bagian depan lidah, sehingga volar yang dihasilkan berhenti.

1. Bunyi Letupan (Stop/Plosive)
Bunyi-bunyi yang sepenuhnya dihambat alirannya di daerah oral cavity untuk beberapa saat dinamakan bunyi-bunyi stop. Bunyi-bunyi [p], [b], [m], [t], [d], [n], [k], [g], dan [ŋ] pada kata-kata tap, tab, tam, tat, tad, tan, tack, tag, tang merupakan bunyi-bunyi stop yang ada dalam bahasa Inggris.
Bunyi-bunyi yang bukan sengau (nonnasal stops) disebut juga sebagai bunyi plosive (letupan) karena udara yang keluar dihambat pada bagian mulut sehingga “meletup” ketika aliran itu dibebaskan.
Jadi, [b], [p], dan [m] dinamakan letupan bilabial (bilabial stop), [d], [t], dan [n], dinamakan alveolar stop, dan [g], [k], dan [ŋ] dinamakan bunyi velar stop.

2.      Bunyi Desis (Fricatives)
Aliran udara yang keluar biasanya tidak benar-benar terhalang pada saat mengalir. Sekarang cobalah Anda letakkan jari tangan Anda di depan mulut dan hasilkanlah bunyi [s], [f], [z], [v], [θ], atau [ʃ]. Apakah yang Anda rasakan? Apakah Anda merasakan udara yang mengalir lewat mulut itu? Udara yang keluar itu memang tidak banyak, tetapi Anda dapat merasakan desisnya, bukan? Desisan itu terjadi karena adanya friksi pada aliran udara tadi. Bunyi yang dihasilkan dengan cara seperti ini dinamakan bunyi desis (fricatives).

3.      Bunyi Afrikatif (Affricatives)
Bunyi ini dihasilkan sebagai perpaduan antara bunyi letupan dengan bunyi desis yang menghasilkan friksi tadi. Bunyi yang tergolong dalam kelompok ini adalah bunyi [tʃ] dan [dʒ] seperti pada kata cheap dan jeep.

4.      Bunyi Sengau (Nasal)
m adalah bunyi sengau (nasal). Pada waktu Anda menghasilkan bunyi m, udara keluar tidak hanya melalui mulut, melainkan juga melalui hidung. Langit-langit keras (hard palate) adalah bagian yang bertulang yang ada pada mulut bagian depan. Anda dapat menyentuhnya dengan jari tangan Anda. Kalau Anda mencoba menggerakkan jari tangan Anda terus ke bagian belakang, Anda akan dapat merasakan bagian yang agak lunak dan dapat digerak-gerakkan. Bagian ini dinamakan langit-langit lunak (velum). Bagian yang tergantung pada akhir langit-langit lunak ini dinamakan anak tekak (uvola) yang dapat Anda lihat melalui cermin sambil Anda mengucapkan bunyi “aaah”.
Apabila langit-langit lunak dinaikkan sehingga menyentuh bagian belakang tenggorokan, maka aliran udara tidak akan melalui hidung, melainkan keluar hanya melalui mulut. Bunyi yang dihasilkan dengan cara ini dinamakan oral (oral sounds). Sedangkan apabila langit-langit lunak direndahkan, maka aliran udara keluar tidak hanya melalui hidung tetapi juga melalui mulut. Bunyi-bunyi ini dinamakan bunyi sengau (nasal sounds). m,n, dan ng adalah bunyi-bunyi nasal dalam bahasa Inggris.

5.      Bunyi Alir (Liquid)
Bunyi ini dihasilkan dengan cara membiarkan aliran udara melewati pinggir-pinggir lidah sementara lidah ini menyentuh jendulan di belakang gigi atas. Yang termasuk ke dalam kelompok bunyi ini ialah [I], [r] seperti yang terdapat pada awal kata led dan red.

6.      Bunyi Luncur Semi vokal (Glides / semi vowels)
Bunyi ini biasanya merupakan bunyi transisi dari konsonan dan vocal. Oleh karenanya disebut sebagai semi vocal. Pada saat mengucapkan bunyi ini biasanya lidah bergerak “meluncur” ke atau dari sebuah tempat tertentu yang berhubungan dengan bunyi vocal disekitarnya. Termasuk ke dalam jenis bunyi ini adalah [w] dan [j], seperti we, wet, you, dan yes.



Bilabial
labio-
dental
Dental
alveolar
retroflex
palato-
alveolar
palatal
velar
uvular
glottal
plosives
uv.
P


t
ʈ

c
k
q
ʔ
v.
B


d
ɖ

ɟ
g
ɢ

fricatives
uv.
Φ
F
Θ
s
ʂ
ʃ
ç
x
χ
H
v.
Β
V
Ð
z
ʐ
ʒ
ʝ
γ
ʁ
ɦ
nasals

M
ɱ

n
ɳ

ɲ
ŋ
ɴ

semivowels
uv.
ʍ









v.
W
ʋ

ɹ
ɻ

j



rolled/
trilled

В


r




ʀ

tapped/
flapped




ɾ
ɽ





Laterals




l
ɭ

λ
L


lateral
-fricatives
uv.



ł






v.



ɮ








5.      Klasifikasi Vokal
Apabila bunyi konsonan dihasilkan karena adanya gangguan terhadap udara yang mengalir melalui celah suara, bunyi-bunyi vocal dihasilkan karena tidak adanya gangguan terhadap udara yang mengalir itu. Dua alat ujar yang paling berperan dalam produksi vocal ini adalah lidah dan bibir. Lidah berperan untuk menentukan kualitas tinggi rendahnya vocal (high-low vowels) itu. Selain itu, lidah ini menentukan apakah vocal itu adanya di belakang atau di depan (front-back vowels), sedangkan bibir berperan untuk menentukan apakah vocal itu bulat atau tidak bulat (rounded-unrouned vowels).
Bunyi vocal tunggal (monophthongs) dihasilkan dengan alat-alat ujar tetap di tempatnya masing-masing. Sedangkan bunyi vocal rangkap (diphthongs) dihasilkan sementara alat-alat ujar itu mengalami perubahan tempat. Misalnya diftong [oi] dihasilkan dengan menggerakkan posisi lidah dari bunyi [o] ke posisi [i], dan sebagainya.
Bunyi vocal diklasifikasikan berdasarkan kepada:
1.      Seberapa tinggikah posisi lidah;
2.      Bagian lidah yang manakah yang terlihat, yaitu bagian mana yang diangkat dan bagian mana yang diturunkan;
3.      Bagaimanakah posisi bibir.

Dengan cara seperti itu, maka timbullah istilah vocal tinggi (high) dan vocal rendah (low), seperti pada pasangan beet-bat, vocal depan (front) dan vocal belakang (back), seperti pada pasangan beet-boot, vocal berat (tense), dan vocal ringan (lax), seperti pada pasangan beet-bit. Selain itu ada juga vocal yang disebut vocal bulat (rounded) dan vocal tidak bulat (unrounded), seperti pada pasangan kata boot-but.


Front
Central
back
High
i   y
ɨ    ʉ
ɯ   u

ɪ   ʏ

     ʊ
Middle
e   ø
ɜ     ə     ɵ
ɤ   o

ɛ   œ
ɐ        ʌ
     ɔ
Low
æ   a

α   ɒ


BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
·         Fonetik adalah suatu ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa,dan dalam satu abjad fonetik mewakili satu bunyi fonetik.
·         Bunyi konsonan terdiri atas 5 jenis:
1.      Bunyi Alir (Liquid)
2.      Bunyi Sengau (Nasal)
3.      Bunyi Afrikatif (Affricatives)
4.      Bunyi Desis (Fricatives)
5.   Bunyi Letupan (Stop/Plosive)
·         Bunyi vocal diklasifikasikan berdasarkan kepada:
1.      Seberapa tinggikah posisi lidah;
2.      Bagian lidah yang manakah yang terlihat, yaitu bagian mana yang diangkat dan bagian mana yang diturunkan;
3.      Bagaimanakah posisi bibir.
  

DAFTAR PUSTAKA

Introduction to Linguistics hlm 86 – 115.
http://webspace.ship.edu/cgboer/phonetics.html

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)