Pages

Sunday 23 February 2014

Joni Johnius

Siang itu, langit yang tadinya mendung mendadak tidak jadi mendung, karena seekor kodok masuk ke rumahku. Ukurannya enam kali lebih besar dibanding kodok pada umumnya. Warna kulitnya hijau bercampur kuning. Anehnya, dia memakai pita pink di lehernya. Sebenarnya aku sedikit jijik dengan kodok, tapi aku sama sekali tidak merasa takut ketika dia meloncat ke pangkuanku dan menatapku lama. Beberapa detik pertama, aku ragu untuk menyentuhnya. Tapi kodok itu terus mendekatiku. Aku menyentuhnya setelah si pawang meyakinkanku bahwa kodok itu aman. Baiklah, ternyata kodok itu tidak terlalu buruk, bahkan aku memeluknya. Kata si pawang, kodok itu senang sekali setelah aku peluk. Meski sambil tertawa menanggapinya, aku percaya dengan kata si pawang.


Tak ku sangka-sangka, si pawang memintaku untuk menjaga kodoknya ini. Aku jadi bingung. Aku belum pernah memelihara kodok sebelumnya. Kata pawang, kodok itu bisa mencari makan sendiri, aku hanya perlu menjaganya dengan sepenuh hati. Aneh ya? Tapi karena terlanjur jatuh hati pada kodok unik itu, dan pula, aku tidak bisa menolak permintaan si pawang tersayang, akupun menyetujuinya dengan senang hati. Sejak hari itu, kodok yang kuberi nama JONI JOHNIUS, kupelihara dalam kandang besar yang kusebut kamarku. Ia menemaniku selalu, dan aku menyayanginya seperti aku menyayangi pawangnya :) hehe.

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)