Di sini ada nasihat dari seorang ibu, yakni ibu dari Ummu Ilyaas yang memberikan nasihat pada putrinya. Tatkala 'Amar, sang suami, akan membawa Ummu Ilyaas, maka datanglah sang ibu seraya berkata:
Wahai putriku... andaikan nasihat sudah tidak dibutuhkan karena kemajuan sastra, tentu ibu tidak akan memberikan nasihat ini. Akan tetapi, nasihat itu dapat mengingatkan orang yang lalai dan membantu orang yang sedang sadar. Andaikata wanita tidak butuh suami karena merasa cukup dengan kedua orangtuanya, tentu ibumu adalah orang yang merasa cukup tanpa suami. Namun, kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki dan kaum laki-laki dicipta untuk wanita.
Wahai putriku, sesungguhnya engkau telah meninggalkan rumahmu -yang disitulah engkau dilahirkan dan tumbuh- kepada seorang lelaki asing yang engkau tidak mengenalnya dan teman (hidup baru) yang engkau tidak terbiasa dengannya. Maka jadilah engkau seorang budak wanita baginya, maka niscaya ia akan menjadi budak lelakimu. Hendaknya engkau memperhatikan dan menjaga 10 perkara untuknya, maka niscaya akan menjadi modal dan simpananmu kelak.
Adapun perkara yang pertama dan kedua adalah tunduk kepadanya dengan sifat qonaah, serta mendengar dan taat dengan baik kepadanya. Perkara yang ketiga dan keempat yaitu engkau memperhatikan pandangan dan ciumannya, maka jangan sampai matanya melihat sesutau yang buruk dari dirimu dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali baiu yang terharum.
Adapun perkara yang kelima dan keenam adalah memperhatikan waktu tidur dan makannya, karena panasnya lapat itu membakar dan kurangnya tidur menimbulkan kemarahan.
Perkara ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan perhatian terhadap kerabatnya dan anak-anaknya. dan kunci pengurusan harta adalah penempatan harta sesuai ukurannya dan kunci perhatian anak-anak adalah bagusnya pengaturan.
Sedangkan perkara yang kesembilan dan kesepuluh adalah jangan sekali-kali engkau membantah perintahnya dan jangan sekali-kali engkau menyebar rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, engkau tidak akan aman dari pengkhianatannya.
Kemudian jauhilah olehmu bergembira di hadapannya saat ia bersedih, dan bersedih di hadapannya saat ia sedang bergembira. Sebab sikap yang pertama merupakan kelengahan terhadap kewajiban, sedang sikap yang kedua termasuk pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada yang diinginkan, hingga kamu mendahulukan keridhaannya dari keridhaanmu, dan mendahulukan kesenangannya dari kesenanganmu. Baik itu dalam hal yang kamu sukai atau kamu benci dan Allah akan memberkahi dirimu...
No comments:
Post a Comment
mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)