Pages

Sunday, 22 July 2012

Senja di Rumah Sakit

Menunggu waktu buka puasa hari kedua di rumah sakit.
Menjenguk seseorang yang sedang sakit...

Betapa aku tak menyangka, akan mendapat pelajaran yang berharga, bahwa jangan lupakan orang tua mu...

Seorang ibu yang sedang sakit, dan berada di rumah sakit sendirian. Bukannya anak-anaknya tidak mau menunggui, tapi beliau bilang, salah satu anaknya baru saja pulang.
Anak bungsunya menimba ilmu di kota tetangga, dan kebetulan sedang tidak bisa pulang.
Salah satu anak laki-lakinya, kehilangan kendali atas dirinya.

Suaminya sedang berada di kota lain, guna meninjau keadaan salah satu anaknya --yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri-- yang juga sedang menjalani proses penyembuhan.

Ibunya, yang sudah sepuh, dan biasanya tinggal satu atap dengannya, kini terpaksa diinapkan di rumah salah satu adiknya (adik nenek). Dan katanya, ibunya juga sedang sakit. Sakitnya orang tua.

Saudara-saudaranya, entah sibuk apa.
Mereka lupa kalau mereka masih punya seorang ibu yang sudah sepuh, yang masih selalu merindukan mereka, meski anak cucu mengelilinginya. Jangankan menyisakan sedikit dari penghasilan mereka untuk ibu, berkunjungpun mereka jarang. Padahal mereka masih tinggal di satu kota yang sama.

Ibu itu sendiri, mengalami patah tulang panggul. Menyebabkannya tak dapat berjalan. Biaya operasi yang tidak murah, membuat si ibu hanya bisa pasrah, selain terus memohon pada Sang Pencipta akan datangnya sebuah keajaiban. Namun sesungguhnya, bukan karena patah tulang ia dirawat di rumah sakit.
Tekanan darah dan kadar gula yang tinggi, menyebabkannya pingsan di pagi hari satu minggu lalu. Sehingga dibawalah ia ke rumah sakit.

Saat melihat meja di sebelah ranjangnya, terdapat obat yang belum diminum. Katanya, ia belum makan. Akhir-akhir ini ia kehilangan nafsu makan.
Si Ibu mengaku sedih, merasa membebani anak-anaknya.
Si Ibu sedih, karena biaya pengobatan yang tak terjangkau.
Namun Si Ibu lebih sedih, memikirkan nasib anaknya yang kehilangan kendali atas dirinya.
Dan si Ibu sedih, memikirkan nasib ibunya yang sudah renta, yang ia hanya bisa terus merawatnya demi menunjukkan baktinya sebagai anak.

Di akhir kunjungan, saya mendapat doa dan pesan dari Ibu tersebut. Dari bibirnya terucap, semoga cita-citaku tercapai, dan kemudian bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Agar orang tua yang membesarkanku hingga kini, bahagia. Amin.
Aku didoakan mendapatkan pendamping hidup yang soleh, dan berbakti kepada orangtua. Amin.

Dan aku diingatkan, agar terus berbakti pada orang tua, hingga nanti orang tua telah renta, dan tiada...

Aku hanya bisa berdoa, semoga ibu tersebut diberikan kesabaran yang lebih, dan diringankan beban hidupnya, sehingga mempercepat proses penyembuhannya. Amin...
:')

1 comment:

  1. Ibu oh ibu surga di telapak kaki Ibu perlakukan Ibu dengan baik selama hidup di dunia melebihi siapapun

    ReplyDelete

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)