Hari ini ulang tahunmu. Tidak ada kue ulang tahun, lilin, ataupun pesta. Namun doa-doa tercurah untukmu. Meskipun di sini hanya ada ayah, mas, dan mbakmu semoga tak mengurangi kebahagiaanmu. Bukankah tadi pagi ibumu sudah mengucapkan 'selamat ulang tahun' dan memanjatkan harapannya di usiamu yang bertambah satu ini? Meskipun hanya melalui telepon, tentunya tak mengurangi ketulusan ibu dalam mendoakanmu.
Pastinya kamu senang, karena bangun tidur tadi kamu langsung diajak jalan-jalan oleh ayahmu. Dan ketika kamu pergi dengan ayahmu, mbak sepupumu mengirim ucapan selamat dan doanya untukmu melalui sms. Pulangnya, banyak sekali jajan yang kau bawa, tak hanya untukmu sendiri tapi juga untuk mas dan mbakmu di rumah.
Setelah itu, ayahmu mengeluarkan sebuah bingkisan cantik yang telah disiapkannya beberapa hari lalu untukmu. Kaupun tampak begitu sumringah menerimanya. Dengan cekatan kau buka bingkisan itu. Dan kaupun tersenyum lebar mendapati isi bingkisan, yang semuanya kau suka. Syukurlah. Ayahmu juga pasti senang.
Kemudian, ketika ayahmu sedang pergi untuk melayat, dan kau hanya berada di rumah bersama mbakmu, teman-temanmu memanggil-manggil di depan rumah. Rupanya mereka tahu kalau hari ini ulang tahunmu. Ah, mereka rupanya membawa sesuatu yang disembunyikan di belakang tubuh mereka, selain bingkisan untukmu. Mereka mengajakmu keluar rumah, tapi kau tidak mau. Sepertinya kau sudah curiga dengan gelagat teman-temanmu. Memang, mereka kurang berpengalaman. Mau menaburkan tepung di tubuhmu saja mereka membutuhkan waktu yang lama sekali.
Nampaknya teman-temanmu ingin 'menyiksa'mu lebih jauh. Namun mereka takut mbakmu marah. Padahal sebenarnya mbakmu ingin sekali melihatmu 'tersiksa'. Sayang sekali dia tidak mendapatkan apa yang diharapkannya.
Siang ini, kau akan diajak ayahmu makan-makan enak. Ya, tetangga nikah. Dan karena ibumu sedang tidak di rumah, maka ayahmu mengajakmu, anak paling kecil. Karena sudah pasti mbakmu menolak diajak, apalagi masmu.
Baru separuh hari ini kau lalui, tapi cukup banyak kebahagiaan yang telah kau dapat dan kau bagi. Semoga separu hari berikutnya juga dipenuhi kebahagiaan untukmu.
Selamat Ulang Tahun kesepuluh, adekku yang manis tapi kadang pahit, Hanifi Puspasari.
Semoga jadi lebih kalem, lebih nurut sama ayah-mamah-mbak-masmu, dan rajin sholat...
Tambah pinter yo Cah ayuuu....
satu-juli-dua-ribu-dua-belas
like this...:-)
ReplyDelete