Pages

Sunday 16 December 2012

Belajar


Seketika kuhentikan aktivitasku begitu mendengar pintu pagar hendak dibuka. Siapa sih? padahal jendela dan tirai ruang tamu sudah kututup, lampu juga sudah kupadamkan. Tak lupa pagar kututup. Kupikir sudah cukup jelas kalau aku sudah tidak ingin menerima tamu lagi. Aku juga sudah pakai masker.. haha

Enam puluh detik berlalu, namun mereka belum bisa membuka pintu pagar rumah kami. Maklum, meski terlihat biasa, namun pagar rumah kami memang dirancang sedikit membingungkan untuk dibuka hehe. Aku mengintip dari balik tirai. Dua perempuan. Satu berrambut ikal, satu lagi terhalang tiang penyangga atap rumah. 
Aku pikir itu budheku. Jadi aku buka pintu rumah. Namun ketika melihat lebih jelas, ternyata bukan. Jadi kuputuskan menutup pintu kembali. Beruntung mereka belum sempat melihatku membuka pintu.

Setelah seratus delapan puluh detik berlalu, barulah mereka berhasil menaklukkan pagar rumah kami. prok prok prok.. sepatu kapiten kali ye. Sebenarnya aku sudah berniat tak mengacuhkan mereka, yang aku pikir kerabat dari tetangga yang mengundang ibuku pengajian tadi pagi. Tapi mereka mengetok pintu sambil memanggil-manggil namaku. Eh? siapa ya? batinku. perasaan aku ga kenal deh.

Akhirnya akupun terpanggil juga. Dan baa, ternyata mbak kos. Penghuni baru kosan sebelah rumahku. Jadi ceritanya, sedikit ya,
sebelah rumahku itu ada kosan milik pakdeku, dan karena beliau tinggal agak jauh dari kos, jadi beliau menitipkan kosan pada keluarga kami. Kembali ke mbak kos, nah kenapa aku merasa asing, karena aku baru kenal tadi sore. Plus tadi pas dateng mbaknya kan berjilbab, sedangkan barusan engga.


Ceritanya mbaknya bilang kalo lampu kamarnya berdua mati. Lho kok bisa ya, padahal kamar-kamar lain masih nyala lampunya. Setelah kuselidiki, sok detektif, ternyata penyebabnya adalah salah satu sakelar di circuit breaker nya itu mati.

Nah itu dikarenakan pemakaian daya listrik mereka melebihi batas maksimal. Jadilah setelah ku on kan lagi ya hidup lagi lampu kamar mereka. Untung saja aku belum jadi menelpon pakde. Kan kasihan pakde kalo harus bolak balik ke sini. Setelah itu aku kembali mengunci rumah rapat-rapat. Maklum dirumah sendiri. Hiks.

Tapi jika hari ini aku tidak sendiri, pastinya ga akan kenal mbak-mbaknya tadi, dan ga akan pernah merhatiin circuit breaker kosan. Juga tidak akan merasakan kehangatan akibat menyetrika di malam hari. Dan tidak tahu betapa sepinya hidup tanpa kicauan adek, suara 'merdu' mamah serta suara cettar ayah haha :D

Sudahlah, sudah puas satu hari ini aku berbuat sesukaku. Besok kembali lagi ke kehidupan semula. hoho. Semoga mereka cepat sampai, bersama oleh-oleh pesananku tentunya hehe
yg penting selamat. Amin ya Allah....

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)