Pages

Tuesday, 18 December 2012

Gugur



Helai demi helai mahkota mawar berguguran. Itu berarti semakin dekat pula aku dengan ulang tahunku ke-24. Sedih? Pastinya.. Karena hingga saat ini, aku belum mendapati sosok yang benar-benar tulus mencintaiku. Tentu saja tidak mudah mencintai lelaki yang tidak tampan sepertiku ini. Astaga, aku bahkan lupa kalau aku bukanlah seorang lelaki. Bukan, aku ini monster. Ya, monster mengerikan. Gadis mana yang hendak mencintai seorang monster?

Aku menghabiskan waktuku di sebuah istana megah yang kusam dan gelap. Sendiri, melamun. Atau kadang berbicara seperlunya dengan mereka, yang setia menemaniku di istana. Ketika gadis itu datang, aku sempat merasakan kebahagiaan. Istana yang gelap terasa terang karena kehadirannya. Aku bahkan sempat menyimpan secercah harapan. Harapan untuk dicintai dengan tulus. Namun ternyata, gadis itu kini pergi begitu saja. Ah.. Mengapa ayahnya harus sakit? Hingga dia harus meninggalkanku demi merawat ayahnya. Aku merasa sepi kembali. Hidupku suram..


Aku sedang memandanginya dari cermin ajaibku. Ayahnya belum sembuh juga. Gadis itu.. Ah, aku tak pernah bosan menatapnya. Wajahnya ayu, senyumannya selalu menyejukkan. Dan dia sangat telaten dalam mengerjakan berbagai pekerjaan.
Belum usai lamunanku mengenai gadis itu, tiba-tiba pintu istana dibuka paksa oleh seseorang. Oh bukan seseorang, dia bersama para warga desa. Mau apa mereka?

Mereka mengataiku monster, ya memang aku monster.

Mereka melempariku dengan benda-benda keras.

Tapi bukan itu yang membuatku sakit. Kata-kata merekalah. Mereka berkata, keberadaanku meresahkan para warga. Dan Gaston, pentolan rombongan menuduhku merebut kekasihnya, si gadis cantik itu, yang sebenarnya bukanlah kekasihnya. Mereka berteriak-teriak memakiku. Mereka memanasi Gaston agar membunuhku. Gaston yang tak mau dibilang pengecutpun membabi buta menyerangku.

Karena tubuhku lebih besar, tak terlalu masalah bagiku untuk melawan Gaston. Namun kemudian ia mengomando para warga desa untuk menyerangku. Pertahananku pun roboh, tak sanggup melawan warga yang begitu banyak. Aku tersungkur, terluka.

Dan entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba aku mendengar suara Bella, gadis itu.. Bukankah dia masih merawat ayahnya yang sakit? Kupikir, aku berhalusinasi. Tapi aku mendengar suaranya lagi, kali ini lebih keras. Ia memintaku untuk bangkit. Ternyata benar, ketika kuangkat kepalaku yang terasa berat, kudapati Bella tersenyum dari kejauhan. Dalam sekejap, kekuatanku kembali begitu saja. Aku mampu bangkit meski terluka. Aku mengejar Gaston, dan menghajarnya dalam hitungan detik pula.

Kekuatan cinta, sungguh luar biasa.
Aku bahkan tak percaya dengan apa yang sudah kulakukan.

Selesai menghajar gaston, tubuhku kehabisan tenaga. Aku kembali melemah. Bella menghampiriku, ia tampak sedih. Ia berkata agar aku bertahan, karna ia akan segera mengobati lukaku. Yang lebih penting, ia berkata bahwa ia mencintaiku. Ia menangis melihatku lemah tak berdaya. Kurasakan airmatanya menetes membasahi lenganku. Ajaib, air mata Bella mengubah tubuh monsterku menjadi diriku semula.

"Aku juga mencintaimu Bella," aku memeluknya. Gadis itu.. tanpa ia berkata, aku tahu bahwa ia mencintaiku dengan tulus. Karena hanya cinta yang tulus, yang mampu mematahkan kutukan wanita tua itu. Kini, aku telah menjadi lelaki tampan, bukan lagi monster menakutkan.



Aku menikahi Bella, dan kamipun hidup bahagia :)




***



Beauty and The Beast my version hehe
Versi aslinya, si cewe bernama Belle, dalam bahasa Prancis artinya cantik
tapi aku ganti Bella aja, biar lebih Indonesia ^^
kalo Gaston, biarin tetep aja deh, sesuai nama di versi asli.
I love this story :)

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)