Haruskah tertunda, kisah indah yang pernah masuk dalam daftar rencana?
Semua begitu buram ketika kini kau begitu jauh. Mampukah dua hati berjiwa
bebas kita setia, hingga kemudian bersatu? Kau pasti tahu dan sadar, tanpa
ikatan, aku bisa saja terbang jauh dan tak kembali lagi. Tapi kau selalu
seperti itu. Membebaskanku terbang dan hinggap di tempat manapun ku suka. Entah
baik, entah buruk. Kamu begitu yakin aku mampu memilih tempat aman untuk
hinggap hingga mungkin menetap. Padahal aku belum mampu. Aku ingin, kamu yang
mencarikan tempat aman yang kau maksud. Apa keinginanku terlalu berlebihan?
Kau pasti tahu, aku pernah terjatuh. Aku jatuh karena hinggap di dahan
yang rapuh. Kemudian kau menolongku, padahal saat itu aku sudah ingin
mengenyahkanmu dari pikiranku. Bukan, sebenarnya bukan aku yang ingin
mengenyahkanmu, tapi si gagak hitam itulah. Tapi kau bahkan tak pernah dendam
padanya (si gagak hitam). Sembari menunggu lukaku sembuh, kau selalu
membesarkan hatiku. Membuatku merasa bersalah setiap kali mengingatnya. Sejak
saat itu, aku sangat berterima kasih padamu.
Namun kemudian kau pergi (lagi). Rasanya kau terlalu
yakin, aku akan jera, tidak hinggap lagi di dahan yang rapuh. Namun inilah aku,
seekor ‘burung liar’ yang menanti pawangnya. Sering terpikir, apa mungkin kau
sedang menyelamatkan burung-burung lain yang terjatuh juga? Atau mungkin kau
bosan, mengawasi ‘burung liar’ sepertiku, yang masih suka hinggap sembarangan
(meski sudah pernah terjatuh)? Entahlah, tapi rasanya tidak akan nada burung
liar yang tidak terbang jika dia tidak diberi tempat tinggal dan dipelihara.
No comments:
Post a Comment
mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)