Bagaikan hujan reda di malam hari.
Hanya menyisakan keheningan yang mencekam,
serta dingin yang menusuk.
Tidak ada pelangi,
atau hangatnya sinar mentari..
Tuhan sedang menyimpan pensil warna-Nya.
Atau mungin, Ia tanpa sengaja menumpahkan tinta hitam?
Hitam menjadikan gelap,
Gelap menjadikan tidak terlihat,
Tidak terlihat berarti bagaikan tidak ada.
Mungkin seperti itulah semangatnya kini.
Perlahan lelah menggerogoti habis tubuh kurusnya.
Duduk tersenyum, seolah ia baik-baik saja
Redanya hujan dijadikan pelarian,
dari penat yang menginap di jiwa raganya.
Berharap langit hitam melumat habis lelahnya.
“Enyahlah kau!” katanya sembari mencoba menyulut kembali
semangatnya yang sempat padam.
Sulit ternyata.
Oh sial.
No comments:
Post a Comment
mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)