Pages

Friday, 15 November 2013

Mandi

Alkisah, di suatu siang yang bising oleh gemuruh air hujan, dua orang anak manusia (laki-laki dan perempuan) berjanji pergi bersama. Dua orang, bukan sepasang. Karena mereka bukanlah sepasang kekasih. Mereka juga bukan pergi berkencan, hanya menyelesaikan sebuah ‘urusan penting’ bersama.

Bersama? Sebenarnya tidak harus bersama, tapi mereka berdua sama-sama merasa memiliki tanggung jawab atas ‘urusan penting’ tersebut.

Seakan merestui, hujan yang sedari tadi turun kini berhenti perlahan. Matahari sempat bersinar, walau kemudian ia memilih kembali bersembunyi dibalik awan. Yang jelas, sore itu menjadi sore yang pas untuk bepergian. Tidak panas, tidak hujan :)

Datanglah sang lelaki menjemput si gadis di rumahnya. Sedikit terkejut, karena sang lelaki datang lebih cepat dari yang ia duga. Maka segera si gadis mengunci pintu rumah dan pagar, serta naik ke jok belakang motor sang lelaki. Si Gadis yakin betul kalau lelaki yang menjemputnya ini sudah mandi, karena ia lebih wangi dari biasanya, dan wajahnya tampak lebih fresh. Sang lelakipun yakin kalau si gadis di belakangnya sudah mandi. Wajahnya terlihat lebih cerah dan cantik.

Mereka berdua terlihat begitu percaya diri sepanjang jalan. Mengobrol sambil sesekali tertawa, hingga tiba di tempat tujuan. Lokasi yang memang dekat terasa semakin dekat saja jika dilalui berdua. Dan entah kenapa, mereka bukannya pulang, malah mampir ke salah satu rumah teman. Bukan tak ada tujuan, ini juga merupakan salah satu bagian dari ‘urusan penting’ tadi.

Cukup lama karena banyak yang harus dilakukan di sana, hingga tak terasa, senja pun datang menyapa. Mereka bergegas pamit, sebelum dihadang malam. Mungkin kebersamaan mereka sore ini sudah lebih dari cukup, hingga alam pun tak rela. Ia cemburu, ia mengirim gerimis di tengah perjalanan pulang mereka. Tapi gerimis sedang berbaik hati, ia tidak datang beramai-ramai, hingga tak membuat dua anak manusia itu basah kuyup.

Sesampianya di rumah, sepeninggal sang lelaki, si gadis mengirim pesan. Ucapan terima kasih serta pertanyaan, apakah si lelaki kehujanan atau tidak. Sang lelaki berkata ia tidak kehujanan. Tentu saja si gadis lega. Kemudian, iseng sang lelaki bertanya, apakah tadi si gadis sudah mandi sebelum pergi. Si gadis yang belum mandi, tidak langsung mengaku kalau ia belum mandi. Tapi ia meminta sang lelaki untuk menebak.

Dan betapa bahagianya si gadis ketika tebakan sang lelaki meleset. Ia mengira si gadis sudah mandi, padahal belum. Hehe, sang gadis hanya tertawa sendiri di kamarnya. Namun kemudian si gadis juga terkecoh, ia pikir sang lelaki sudah mandi, padahal belum. Tapi sang lelaki mengaku, tidak seperti si gadis yang baru mandi setelah mereka pulang bepergian, itupun karena ia merasa sedikit terganggu dengan aroma tubuhnya sendiri. Jika tidak, mungkin si gadis tidak mandi sore itu.

Namun pada akhirnya, sang lelaki tahu juga kalau si gadis ternyata belum mandi sebelum pergi bersamanya tadi. Ternyata mereka sama saja. Sama-sama belum mandi, tapi berlagak sudah mandi demi gak terlihat berantakan di mata yang lain. So sweet :)



~THE END~

1 comment:

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)