Pages

Sunday, 19 January 2014

12 Pagi

Ku ingin kau tahu isi hatiku, kaulah yang terakhir dalam hidupku.. 
Tak ada yang lain hanya kamu. Tak pernah ada.. tak kan pernah ada…
Salah satu lagu Geisha mengalun keras melalui speaker kelasku. Sepi. Seperti biasa, belum ada seorangpun yang datang. Kelas kiri kananku juga masih sepi.
Setelah menaruh tas di bangku nomer dua atau tiga dari depan, biasanya aku langsung menuju komputer di pojok depan kelas, samping meja guru. Membuka Winamp, dan memilih lagu untuk menyambut kedatangan teman-teman sekelasku nanti. Dari sekian banyak lagu, hari ini pilihanku jatuh pada Takkan Pernah Ada milik Geisha. Suara Momo Geisha beradu dengan lagu-lagu nasional yang diputar melalui pengeras suara sekolah setiap pagi, katanya sih untuk menambah semangat dan rasa nasionalisme kami. Tapi rasanya tidak ada efeknya buat kami.

Aku berdiri sebentar di depan kelas. Memandang orang-orang berjalan santai di bawahku karena pukul tujuh memang masih lama. Tidak ada yang menarik. Tapi sesuatu tiba-tiba menarik perhatianku, seorang lelaki berseragam biru muda datang mendekat bersama seperangkat senjatanya: sapu, kemoceng, cairan pembersih lantai dalam botol. Aku menyebutnya Mas cleaning service (CS). Sebagian menyebutnya Office Boy. Tapi kan dia bersihin sekolahan, kenapa namanya Office Boy? Hehe. Sudahlah. Intinya, sejak kelas XI akhir (atau kelas XII awal? Lupa haha) sekolahku menggunakan jasa mereka untuk membersihkan sekolah. Jadilah kami semakin santai karena hanya perlu membersihkan kelas kami.

Mas mas tadi, aku tidak tahu namanya. Tapi selalu dia yang membersihkan lorong depan kelasku ini. Aku tidak pernah menanyakan sesuatu padanya, dia pun begitu. Aku sering sekali mengamatinya membersihkan kaca jendela naco kelasku, serta mengepel lantai di sepanjang lorong ini. Rasanya melihat mas CS bersih-bersih sudah menjadi bagian dari setiap pagiku. Sampai sekarang, aku masih ingat betul wajahnya. Namun entah dimana ia kini Haha.

Biasanya setelah itu teman-temanku mulai berdatangan satu persatu. Lingkaran kecil mulai terbentuk tanpa komado. Itu artinya ada PR sulit: matematika, fisika, atau kimia. Di tengah lingkaran kecil terdapat dua gadis rajin nan cerdas yang biasanya udah ngerjain semua PR. Yang lain hadir mengasah ketrampilan mereka dalam menyalin (baca:nyontek) PR yang bejibun. Cuma guru yang bisa membubarkan lingkaran-lingkaran kecil yang semakin banyak. Kalau sekedar bel masuk sih pada cuek. Tak jarang, mereka curi-curi kesempatan buat nyalin PR di waktu pelajaran lain. Jadi mata liat guru, tangan sibuk sendiri. Bisa dibayangkanlah betapa bagusnya tulisan mereka. Well, at least itu bisa buat mereka lebih tenang. Sudah mengerjakan meski nyontek ga tau arah.

Begitulah kira-kira pagi saya setiap harinya di akhir masa SMA. Selalu menjadi orang pertama yang datang, kecuali pada hari dimana ulangan kimia diadakan.
Ah entah kenapa malam ini tiba-tiba teringat kembali dengan teman-teman SainsLoco. Mungkin karena celana ini haha. Celana yang ga pernah dipake keluar rumah, karena ga kuat bawa nama temen-temen sekelas :D

celana olahraga SainsLoco (ipa dua) ^^

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)