Pages

Wednesday, 10 September 2014

Kejutan

Siang hari seperti biasa aku datang ke rumahnya. Hari ini perasaanku sedikit nyaman, jadi sambil senyum-senyum, aku masuk ke dalam rumah. Tak disangka-sangka ternyata aku mendapat kejutan. Sayangnya bukan kejutan baik, ini kejutan yang kurang menyenangkan. Dia menunjukkan kertas hasil ulangan hariannya. Dan.. ini lebih buruk dari yang kuduga. Nilainya .... ah, sudahlah tidak usah kusebutkan. Yang pasti, dia bisa mengerjakan semua kok. Hanya saja, cuma dua soal yang jawabannya bener.
Hal pertama yang aku pikirkan cuma kok gini amat ya.

Lalu, apakah ini bagian dari kesalahanku juga?
Pastilah ada rasa bersalahku sama orangtuanya, terutama ibunya. Ya gimana ngga, wong aku yang nemenin dia belajar. Aku dibayar juga. Rasanya nyesek gitu ya dan malu juga ga mampu membawa anaknya menuju kebaikan -_-

Tapi bicara nilai, aku ingin menegaskan bahwa di sini bukan berarti aku hanya melihat hasil tanpa menghargai proses dia belajar lho. Aku menghargai sekali setiap proses. Tapi di sini, masalahnya adalah si dia memang sudah kurang teratur di prosesnya. Kurang fokus dan memang belum ada kesadaran untuk belajar. Bahkan untuk mengerjakan PR yang harus dikumpulkan esok paginya saja dia seenaknya ngerjain. Tiga jam belum bisa menyelesaikan 25 soal. Padahal ujian nasional berapa jam?

Suka ngenes sendiri kalo inget ini. Khawatir terutama. Dia anaknya ngawur, asal udah dijawab ya udah. Padahal salah kaprah. Mudah lupa dan susah konsentrasi juga. Tapi memang, dari semua remidi yang dia tunjukkan, emang ini yang paling jleb.
Kata orang-orang, tidak ada anak bodoh ya kan. Jadi? berharap keajaiban datang?
Bukan, sebenernya cuma butuh sharing aja sama yang lebih expert about how to handle it


Untungnya ditengah semrawutnya pikiranku tadi, seseorang sedikit menenangkanku dengan berkata bahwa mungkin itu bukan bidang si anak. Pasti si anak pintar di bidang lain.
Cling. benar juga. Kenapa ngga ada sedikitpun hal positif yang aku pikirkan ya? :(
Benar memang, dia lebih suka dengan segala hal yang berkaitan dengan kecanggihan teknologi. Dengan praktek dan bongkar pasang sesuatu. Ini karena dia selalu liat papanya yang memang ahli benerin peralatan elektronik. Papa selalu ngajarin dia melakukan hal-hal yang harus bisa dilakukan laki-laki. Terakhir aku ikut nonton dia dan papanya lagi ganti oli motor maticnya. Sama terakhir dia diajakin papanya benerin CCTV kantor, tapi sayang dia harus les.

Selain semua itu, yang ini pasti lebih enteng. Dia yang downloadin whatsapp aku pas error dan aku coba berkali-kali ga bisa, dia yang installin aku skype, meskipun akhirnya disalahgunakan sama dia sendiri. Tapi memang, dia antusias banget kalo dibawain laptop, terus dikasihtau suatu hal baru. Misal kemarin-kemarin, dia sempet aku ajarin bikin blog, sama posting sesuatu di blog. Hasilnya? aku cuma ajarin sekali posting, malemnya dia langsung bisa coba post sendiri 3 biji. Nah!
Belum lagi, pas diajarin tuh matanya bersinar, dan dia seneng banget sampe muji-muji aku dan bilang makasih untuk hal sederhana yang baru dia tahu itu. 


Semangatnya itu bener-bener sirna saat dia harus les mata pelajaran, terutama matematika. Oh plis, aku sampai capek nyuruh dia fokus. Ayo ayo ayo. Aku tahu dia ngga tertarik. Jadi? Kalian pasti bilang, kalau aku harus membuat dia tertaik untuk belajar itu. Okedeh, ku akui, yang ini sedikit membingungkanku. Butuh segera teman untuk diajak sharing hikss

No comments:

Post a Comment

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)