Bahagia memang sederhana. Seperti
sore ini, ketika kita duduk bersama di teras rumah. Rasanya begitu menyenangkan
bisa memandangi wajah segarmu sehabis mandi dari dekat. Lelah yang tadi begitu
jelas terlihat, seolah hilang tak berbekas. Angin sore yang lewat turut
menguarkan aroma body lotion yang
beberapa saat tadi kau oleskan ke lengan dan kakimu. Juga membantu mengeringkan
rambut panjangku yang masih basah setelah keramas.
Hidangan di meja menambah
manisnya sore ini: sebatang cokelat putih yang agak lumer, puding cokelat
dingin, serta susu murni rasa stroberi yang kini tinggal separuh. Jalan depan
rumah yang kebetulan ramai, sedikit menyita perhatianmu. Lagu yang mengalun
dari hapemu terdengar semakin nyaring, seiring terbenamnya matahari dan hilangnya
kendaraan yang lalu lalang di depan kita.
Adzan maghrib memaksaku
membawa masuk cokelat –agak lumer– yang masih setengah dan puding yang mulai
dikerumuni semut. Kemudian aku menutup pagar dan pintu rumah, menunggumu pulang
dari masjid. Aku sudah rapi, lengkap dengan jilbabku ketika kau kembali ke
rumah. Sekarang, kau mengajakku keluar untuk makan malam sebentar. Baiklah, semoga
Ayah tidak marah karena aku meninggalkannya sendirian di rumah…
No comments:
Post a Comment
mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)