Pages

Sunday 17 March 2013

Manusia Biasa

Jika hati yang bicara, maka siapa yang bisa mengelak? Tidak ada yang tahu, mengapa dan bagaimana. Bahkan ketika kau hanya menyebutkan sesuatu hal yang berhubungan dengannya, ada getar aneh yang masih awet kurasa hingga kini. Hanya karena dia. Meski kami tak pernah bertemu. Meski kami tak pernah saling berkirim kabar. Dan meski aku tahu, dia mencintai seseorang. Entah dinamakan apa hubungan ini. Tapi aku merasa sudah bisa menjalin komunikasi dengannya, meski hanya melalui batin.

Ketika hari ini aku menuju kota tempatnya belajar, dan melewati tempat dia menetap di rantau, begitu kuat keinginanku untuk menyapanya melalui pesan singkat. Dan menceritakan perjalananku yang melelahkan. Tapi buru-buru kutepis niatanku itu. Aku sedang tidak ingin berbagi banyak hal kepadanya. Meski itu berarti, aku harus kehilangan jatah 'support' dari dia, yang sebenarnya cukup berarti.

Barusan aku sadar, mungkin lunturnya semangatku ini juga karena tak ada lagi dukungan darinya secara langsung. Meski aku tahu, dia pasti selalu mendukungku, hanya saja saat ini dia sedang tidak memperlihatkan dukungannya. Aku suka sekali ketika dia bilang: "Semangat ya, aku selalu mendukungmu."
Terdengar biasa aja mungkin, atau sok perhatian malah. Tapi bagiku,

kata-kata itu tulus diucapkannya dan benar-benar membuatku semangat.

Aneh. Aku bahkan pernah merasa marah dan sedih, ketika dia dengan seringnya menuliskan sebuah inisial nama seseorang, dan dia berkata kalau dia mencintainya. Belakangan aku tahu siapa gadis itu. Aku hanya bisa bertanya dengan bodohnya pada diriku: Apa sih alasanku menangis?

Karena merasa bertepuk sebelah tangan? Merasa kalah cantik? Merasa kalah berbakat? Haha, apa-apaan aku. Kenapa aku begitu rela melepaskan butir-butir air mataku demi sesuatu yang belum jelas. Tapi terkadang air mata bisa lebih menjelaskan sesuatu, daripada kata-kata.

Aku lupa bahwa aku harusnya bersyukur, bisa menyambung tali silaturahmi yang sempat terputus dengannya. Putus? bukan, ini bukan putusnya hubungan percintaan sepasang kekasih. Hanya keadaan dan waktu yang sempat membuat jarak diantara kami terlalu lebar. Bagiku sudah sangat luar biasa ketika dia mampu memperpendek jarak yang pernah ada diantara kami.

Baik, baik, dan baik. Menurutku dia orang baik. Tapi entah kenapa, orang-orang di sekitarku tidak menganggapnya demikian. Entahlah. Bukankah apa yang baik di mata kita belum tentu baik di mata Allah SWT? begitupun sebaliknya.

Temanku ada yang bilang, aku tidak cocok dengannya. Tidak cocok bagaimana ya? Mungkin maksudnya aku dan dia mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda. Yang mungkin akan sedikit aneh jika harus disatukan. Meski dekat secara batin, namun kami tidak seimbang dalam beberapa hal. Tapi tetap saja, ketika Allah SWT berkehendak, tidak ada yang mustahil. Yang jelas aku tidak harus galau karena ini. Iya kan? Bantu aku ya teman-teman ^^

Sebagai penutup, aku akan memainkan lagu dari YOVIE&NUNO yang berjudul MANUSIA BIASA.


Thanks for reading.

1 comment:

  1. I've ever felt the same things.... n it ever made me difficult to love again.. but then,.. right now I learnt to open my heart for other. eventough I still found that my ideal person is He.... :)

    ReplyDelete

mau beri komentar, kritik atau saran, monggo...
komentar Anda sangat berarti :)